Senin, 25 Oktober 2010

Materi Kumon mengajarkan philosophy “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”

Ada Seorang anak laki-laki diijinkan oleh ibunya untuk memasukkan tangannya ke dalam sebuah toples dan mengambil kacang yang ada di dalamnya. Dan anak laki-laki itu memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang, tetapi karena anak laki-laki itu mengambil kacang tersebut dengan genggaman yang sangat besar, dia tidak dapat menarik tangannya keluar, dan disana dia berdiri terus, tidak rela untuk melepaskan sebiji kacangpun dari genggamannya karena dia ingin mengambil semuanya sekaligus. Karena rasa penasaran dan kecewa dia mulai menangis.

“Putraku,” kata ibunya ,”Ambillah kacang tersebut setengah genggam saja, sehingga kamu akan lebih mudah mengeluarkan tanganmu dari toples tersebut, dan mungkin kamu akan bisa memiliki lebih banyak kacang lagi jika kamu mengambilnya berulang-ulang.”

(diambil dari cerita “Anak Laki-laki dan Setoples Kacang”)

Sama halnya dengan belajar, jangan hanya karena berambisi ingin cepat menguasai suatu pelajaran maka semua materi bahan pelajaran dipelajari dalam satu waktu. Yang terjadi adalah bukannya bertambah kemampuan, justeru malah sebaliknya. Yang didapat rasa lelah dan keputus asaan. Karena sadar tidak bisa menguasai semua materi yang sedang dipelajari hanya dalam satu waktu atau sistem kebut semalam.

Oleh karena itu di Kumon materi yang diberikan dibuat secara “Small Steps”. Siswa diberikan tugas mengerjakan dari tingkat yang dianggap paling mudah dikerjakan baru kemudian ke tahap berikutnya. Jika dirasa anak masih mendapatkan kesulitan dalam pengerjaan tugasnya maka diadakan pengulangan agar anak tersebut benar-benar memahami materi yang dipelajarinya.

Jika dikaitkan dengan Program Kumon, meski anak hanya mampu mengerjakan tugasnya 1 set per hari, jika dikerjakan secara terus menerus diiringi dengan ketelitian dan konsentrasi maka hasil yang didapat jauh lebih baik & lebih cepat daripada yang memaksakan mengerjakan 3 Set perhari dengan tujuan agar programnya cepat selesai dan cepat naik level tetapi tidak bisa berkonsentrasi.

Kecepatan dalam menyelesaikan satu materi pelajaran atau level tidak tergantung pada banyaknya pekerjaan yang diselesaikan siswa dalam satu hari, namun tergantung pada kemampuan siswa untuk menyelesaikan Lembar Kerja sesuai dengan yang ditargetkan. Dan yang terpenting dari kesemuanya adalah “anak menikmati proses belajarnya dan tidak terbebani dalam mengerjakan Kumon-nya, sehingga materi dapat dikuasai dan difahami dengan baik”.

Sabtu, 13 Juni 2009

Tentang Kumon Kenanga

Kumon kenanga berdiri sejak bulan JUNI 1996 oleh Ir. Melatiaini Wardhana yang juga berlaku sebagai Pembimbing sampai dengan sekarang